Sunday, April 28, 2013

Ibnu Taimiyah membenci dan memusuhi Sayyidina Ali


Ibnu Taimiyah membenci dan memusuhi Sayyidina Ali (Radliyallah ‘Anhu) serta mencela dan menyalahkan Sayyidina Ali yang memerangi orang-orang yang membangkang (Bughat) terhadapnya.

(Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 2/203, 204, 208,214, 3/156, 145,175, 4/38, 180, 205, 208,281)

Bantahan:

Allah ta’ala berfirman:

فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى اْلأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِىءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ

“Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.” (Q.S. al Hujuraat:9)

Rasulullah bersabda:

وَيْحَ عَمَّارٍ تَقْتُلُهُ الفِـئَةُ البَاغِيَةُ يَدْعُوْهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ وَيَدْعُوْنَهُ إِلَى النَّارِ (أخرجه البخاريّ وغيره)

“Alangkah kasihan ‘Ammar, ia akan dibunuh oleh kelompok pembangkang, ia mengajak mereka ke surga dan mereka mengajaknya ke neraka” (H.R. al Bukhari dan lainnya)

Al Hafizh Ibnu Hajar menegaskan:[1]

وَفِي هذَا الْحَدِيْثِ عَلَمٌ مِنْ أَعْلاَمِ النُّبُـوَّةِ وَفَضِيْلَةٌ ظَاهِرَةٌ لِعَلِيٍّ وَعَمَّارٍ، وَرَدٌّ عَلَى النَّوَاصِبِ الزَّاعِمِيْنَ أَنَّ عَلِيًّا لَمْ يَكُنْ مُصِيْـبًا فِي حُرُوْبِـهِ.

“Dalam hadits ini terdapat salah satu mukjizat kenabian, keutamaan yang sangat jelas bagi Ali dan ‘Ammar, dan bantahan kepada golongan Nawashib (golongan yang membenci dan memusuhi sayyidina Ali) yang mengklaim bahwa Ali tidak berada pada kebenaran dalam semua peperangannya.”

Hadits ini adalah hadits Mutawatir yang diriwayatkan oleh 24 orang sahabat Nabi sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Abdil Barr dalam al Isti’ab, al Hafizh as-Suyuthi dalam al Khasha-ish al Kubra, al Hafizh Murtadla az-Zabidi dalam Laqth al-La-ali’, al Munawi dalam Faidl al Qadir dan lainnya.

Al Hafizh Ibnu Hajar setelah menyebutkan perkataan al Imam ar-Rafi’i –Muharrir Madzhab Syafi’i-:

وَثَبَتَ أَنَّ أَهْلَ الْجَمَلِ وَصِفِّيْنَ وَالنَّهْرَوَانِ بُغَاةٌ.

“Telah sahih bahwa orang yang turut serta pada Perang Jamal, Perang Shiffin dan Perang Nahrawan adalah bughat.”

Beliau menegaskan:[2]

هُوَ كَمَا قَالَ، وَيَدُلُّ عَلَيْهِ: "أُمِرْتُ بِقِتَالِ النَّاكِثِيْنَ وَالقَاسِطِيْنَ وَالْمَارِقِيْنَ" رَوَاهُ النَّسَائِيُّ فِي الْخَصَائِصِ وَالبَزَّارُ وَالطَّبَرَانِيُّ. وَالقَاسِطِيْنَ أَهْلُ الشَّامِ لأَنَّهُمْ جَارُوْا عَنِ الْحَقِّ فِي عَدَمِ مُبَايَعَتِهِ.

“Masalahnya benar seperti dikatakan oleh ar-Rafi’i, ini ditunjukkan oleh hadits Ali: “Aku diperintahkan memerangi orang-orang yang membatalkan janji baiatnya, orang-orang yang zhalim dan orang-orang yang telah keluar dari Islam” diriwayatkan oleh an-Nasa-i dalam al Khasha-ish, al Bazzar dan ath-Thabarani. Al Qasithin adalah penduduk Syam karena mereka telah menyimpang dari jalan kebenaran dengan tidak membaiat Ali.”

Al Imam al Bayhaqi meriwayatkan dari Muhammad ibn Ishaq ibn Khuzaimah, ia berkata:[3]

وَكُلُّ مَنْ نَازَعَ أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيَّ بنَ أَبِيْ طَالِبٍ فِي إِمَارَتِـهِ فَهُوَ بَاغٍ، عَلَى هذَا عَهِدْتُ مَشَايِخَنَا وَبِـهِ قَالَ ابْنُ إِدْرِيْسَ –يَعْنِي الشَّافِعِيَّ- رَحِمَهُ اللهُ.

“Setiap orang yang menyalahi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dalam kepemimpinannya adalah pembangkang (baghi), inilah yang aku ketahui dari para guru-guruku, dan inilah pendapat Ibnu Idris –asy-Syafi’i- rahimahullah.”

Ibnu Hajar al Haytami mengutip dari Al Imam asy-Syafi’i bahwa ia menegaskan:[4]

أَخَذْتُ أَحْكَامَ البُغَاةِ مِنْ قِتَالِ عَلِيٍّ لِمُعَاوِيَـةَ. 

“Aku mengambil hukum-hukum tentang Bughat (para pembangkang terhadap khalifah yang sah) dari peperangan Ali terhadap Mu’awiyah.”

Hal yang sama juga ditegaskan oleh para ulama madzhab Hanafi seperti al Imam al Kamal ibn al Humam, al Marghinani –pengarang al Hidayah dalam fiqh hanafi- dan lainnya.

 Referensi

[1] Ibnu Hajar, Fath al Bari, 1/543.
[2]  Ibnu Hajar, at-Talkhish al Habir, (4/44)
[3]  Al Bayhaqi, al I’tiqad, hal.248.
[4]  Al Haytami, Fath al Jawad bi Syarh al Irsyad, 2/295.

0 comments:

Post a Comment