Sebetulnya, kalau wahabi mau menelaah
ulang kitab para pendahulunya, seperti Ibnu Taimiyah sebagai tokoh
sentral mereka. Mereka akan sadar bahwa Ibnu Taimiyah sendiri tidak se-ekstrem kaum
salafi sekarang. Peringatan maulid misalnya, Ibnu Taimiyah menyatakan
bahwa merayakan maulid dengan dasar cinta Nabi Saw. adalah bernilai
pahala. Kaum wahabi berpendapat sebaliknya. Mereka mengatakan perbuatan
itu sebagai bid’ah, kurafat, dan pengkultusan yang ujung-ujungnya adalah
syirik.
Bagi masyarakat Muslim, jika ada
kelompok yang suka menyalahkan, mencaci-maki dan membid’ahkan
amalan-amalan ahlussunnah, cukuplah dijawab dengan dalil-dalil imam
mereka sendiri, yang akan kita bahas satu persatu. Dijamin, mereka bakal
kelabakan dan diam seribu bahasa. Sebab, nyatanya mereka melabrak
pendapat-pendapat para imam mereka sendiri.
Peringatan maulid Nabi Saw. itu
tergolong bid’ah hasanah. Peringatan semacam ini sudah ditradisikan
sejak ratusan tahun lalu. Peringatan ini merupakan kesepakatan yang
dilakukan oleh raja-raja, para ulama’, masayikh. Termasuk para ahli
hadits, pakar fikih, orang-orang zuhud, para ahli ibadah dan berbagai
individu dari kalangan awam.
Di samping itu, peringatan ini punya
dasar kuat yang diambil dengan cara istinbath seperti telah dijelaskan
Imam al-Hafid Ibnu Hajar dan para ulama ahlussunnah lainnya.
Diantara bidah dan kesesatan para
penentang tawassul, mereka mengharamkan maulid dengan ekstrem. Bahkan
seorang tokoh mereka, Abubakar Aljazairi –semoga Allah memberinya
petunjuk- menyatakan, sembelihan yang disediakan untuk suguhan maulid
lebih haram dari babi. Wal iyadzu billah, semoga Allah melindungi kita
dari membenci Rasulillah Saw.
Begitu antinya mereka terhadap maulid.
Namun yang menarik, Ibnu Taimiyah sendiri tidak mengharamkan, bahkan
dalam sebagian fatwanya dia katakan, “Jika maulid dilaksanakan dengan
niat baik akan membuahkan pahala,” artinya sah-sah saja dilakukan.
Marilah kita simak kitab Iqtidha’
as-Sirath al-Mustaqim karya seorang filosof mujassim Ahmad ibn Taimiyah
(meninggal tahun 728 hijriah) cet. Darul Fikr Lebanon th.1421 H. Pada
hal.269 Ibnu Taimiyah berkata,
فتعظيم المولد ، واتخاذه موسمًا ، قد يفعله بعض الناس ، ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده ، وتعظيمه لرسول الله صلى الله عليه وسلم
“Adapun mengagungkan maulid dan
menjadikannya acara rutinan, segolongan orang terkadang melakukannya.
Dan mereka mendapatkan pahala yang besar karena tujuan baik dan
pengagungannya kepada Rasulullah Saw..”
Jika semua ini telah jelas, maka bersama
siapakah kelompok sempalan wahabi ini? Mereka tidak bersama ahlussunnah
wal jamaah. Tidak pula bersama tokohnya, Ibnu Taimiyah. Sepatutnya
mereka mencela diri mereka sendiri, dan bertaubat dari kesesatan mereka
selama masih ada kesempatan. Cukuplah sebagai kehinaan, penilaian buruk
mereka terhadap hal yang telah disepakati kaum muslimin berabad-abad di
penjuru timur dan barat bumi.
Segala puji bagi Allah yang telah
memberi kita taufiq untuk menjelaskan hal ini. Semoga salawat dan rahmat
Allah tetap tercurah atas Rasulullah Saw..
Video berikut akan memperjelas buktinya:
0 comments:
Post a Comment