Sunday, April 28, 2013

Ibnu Taimiyah Meyakini bahwa Allah adalah Jism


Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah adalah jism.
    (Syarh Hadits an-Nuzul hal. 80, Muwafaqah Sharih al Ma’qul Li Shahih al Manqul 1/162, 148,Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/197, 180, 204, Majmu’ al Fatawa 4/152, Bayan Talbis al Jahmiyyah 1/101)

    Bantahan:

    Al Imam Abu Hanifah dalam al Fiqh al Akbar menyatakan:

    وَهُوَ شَىْءٌ لاَ كَالأَشْيَاءِ، وَمَعْنَى الشَّىْءِ إِثْـبَاتُـهُ بِلاَ جِسْمٍ وَلاَ جَوْهَرٍ وَلاَ عَرَضٍ، وَلاَ حَدَّ لَـهُ وَلاَ ضِدَّ لَهُ وَلاَ نِدَّ لَهُ وَلاَ مِثْلَ لَهُ.

    Allah adalah sesuatu yang ada tapi tidak seperti semua yang ada, makna syai’ adalah menetapkan adanya Allah tanpa berupa jism, jauhar dan ‘aradl, tidak berlaku hadd bagi-Nya, tidak ada lawan, bandingan dan serupa bagi-Nya.”

    Al Imam asy-Syafi’i menegaskan:[1]

    اَلْمُجَسِّمُ كَافِرٌ.

    al Mujassim (orang yang meyakini bahwa Allah adalah jism) maka ia telah keluar dari Islam.”

    Al Imam Abu al Fadll Abdul Wahid ibn Abdul Aziz at-Tamimi al Baghdadi menegaskan:[2]

    وَأَنْكَرَ أَحْمَدُ عَلَى مَنْ يَقُوْلُ بِالْجِسْمِ وَقَالَ إِنَّ الأَسْمَاءَ مَأْخُوْذَةٌ مِنَ الشَّرِيْعَةِ وَاللُّغَةِ، وَأَهْلُ اللُّغَةِ وَضَعُوْا هذَا الاسْمَ عَلَى ذِيْ طُوْلٍ وَعَرْضٍ وَسَمْكٍ وَتَرْكِيْبٍ وَصُوْرَةٍ وَتَأْلِيْفٍ وَاللهُ تَعَالَى خَارِجٌ عَنْ ذلِكَ كُلِّهِ، فَلَمْ يَجُزْ أَنْ يُسَمَّى جِسْمًا لِخُرُوْجِهِ عَنْ مَعْنَى الْجِسْمِيَّةِ، وَلَمْ يَجِئْ فِي الشَّرِيْعَةِ ذلِكَ فَبَطَلَ.

    Ahmad mengingkari orang yang mengatakan bahwa Allah adalah jism, Ahmad menegaskan bahwa nama-nama itu diambil dari syari’at dan bahasa, ahli bahasa membuat nama ini (jism) untuk sesuatu yang memiliki panjang, lebar, tebal, ketersusunan, rupa dan gambar serta keterbentukan, dan Allah maha suci dari itu semua maka Allah tidak boleh dinamakan jism karena Allah maha suci dari semua makna-makna kejisiman tersebut, dan penamaan Allah dengan jism tidak ada dalam syari’at sehingga batil-lah penamaan tersebut.”

    Imam Ahmad bin Hanbal juga berkata:

    مَنْ قَالَ اللهُ جِسْمٌ لاَ كَالأَجْسَامِ كَفَرَ.

    “Orang yang berkata bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda maka ia telah kafir” (Riwayat al Hafizh Badruddin az-Zarkasyi dalam Tasyniif al Masaami’).

    Para ulama pendiri madzhab empat sepakat untuk menafikan bahwa Allah jism sebagaimana ditegaskan oleh al Qarafi, Ibnu Hajar al Haytami dan lainnya.[3]

    Al Imam Abu al Hasan al Asy’ari dalam kitabnya an-Nawadir menegaskan:

    مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ اللهَ جِسْمٌ فَهُوَ غَيْرُ عَارِفٍ بِرَبِّـهِ وَإِنَّـهُ كَافِرٌ بِـهِ.

    Barang siapa meyakini bahwa Allah adalah jism maka ia tidak mengenal tuhannya dan kafir terhadap-Nya.”

    Al Kamal Ibnu al Humam menyatakan:[4]

    مَنْ قَالَ اللهُ جِسْمٌ لاَ كَالأَجْسَامِ كَفَرَ.

    “Orang yang berkata bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda maka ia telah kafir.”
    Pernyataan yang sama juga ditegaskan oleh al A-midi dalam al Mana-ih, Ibnu Balban ad-Dimasyqi al Hanbali dalam Mukhtasar al Ifa-dat (hal. 490), Syaikhul Azhar Syekh Salim al Bisyri, Syekh Salamah al Qudla’i dalamFurqan al Qur’an (hal.100) dan lainnya.

    Catatan Kaki

    [1]  Al Hafizh as-Suyuthi, al Asybah Wa an-Nazha-ir, hal. 273.
    [2] Abu al Fadll at-Tamimi, I’tiqad al Imam al Mubajjal Ahmad ibn Hanbal, hal.7-8. Pernyataan Imam Ahmad ini juga disebutkan oleh al Bayhaqi dalam Manaqib Ahmad dan lainnya.
    [3]  Lihat Ibnu Hajar al Haytami asy-Syafi’i, al Minhaj al Qawim, hal.64.
    [4]  Al Kamal ibnu al Humam, Fath al Qadir, bab al Imamah, jilid I.

    0 comments:

    Post a Comment